Jiwa yang Berakal

08.39


Ada yang memandang dunia begitu penting. Pikiran dan segala yang diperbuatnya menjadikan keceriaan, kesenangan, dan kegembiraan yang dirasakannya di dunia ini tak rela terganggu dan terkotori oleh apapun. Segala cara dilakukan tuk mendapatkannya. Lalu, ketika ditimpa musibah, ia lantas menjadi pribadi yang paling gelisah. Pun menjadi pribadi yang teramat hanyut ketika kesenangannya terenggut. Ia melangkah, dengan terus berpayung awan kekhawatiran. Ia melihat segala kebaikan, dengan penuh rasa curiga. 

Mungkin lupa, bahwa ada rumah keabadian yang akan dituju.
Mungkin masih enggan, tuk menyendiri di sepertiga malamNya.
Mungkin masih, badai kesombongan mengaburkan akal..


20 Rabi'ul Akhir 1438 H

0 komentar