Hening

08.08


Ada saat-saat dimana rasa sakit menyisakan gelap di wajahmu. Sedih pun serasa mencabik, memadamkan api yang susah payah engkau nyalakan. Kenyataan itulah yang mesti engkau pelajari.

Bukan..
Bukan karena engkau tak pantas. Bukan pula karena engkau tak layak. IA mencintaimu, maka dipilihkanNya sebuah episode khusus untukmu. IA hanya ingin melihatmu berusaha. IA hanya rindu padamu, tuk berserah. Belajarlah tuk melapangkan hati, menerima dengan penuh keikhlasan. Bahwa memang seperti itulah hidup.

Di suatu rentang waktu, ia terkadang berlari, terkadang ia cuma melangkah perlahan. Ia pernah berkompromi, namun ia juga pernah menyengatmu dengan terik yang mengharuskanmu untuk berteduh.

Ada luka yang mesti engkau hadapi dan obati sendirian. Ada rasa percaya yang perlu ditumbuh suburkan, meski di sekitarmu tengah sibuk memenjarakan perasaan, pikiran, dan harapannya dalam hal-hal yang membuatnya susah tuk berpijak.

Janganlah ragu tuk terus bertumbuh. Sebab semesta selalu ada untuk menyambutmu. Ia membutuhkan teduhnya akhlakmu, jernihnya pemikiranmu, juga harum karya-karyamu. Agar lebih banyak awan tercipta tuk meneduhkan yang lain. Agar hujan turun lebih deras dan lebih lama, menyegarkan jiwa-jiwa yang sedang kemarau.

Kelak jika senyumanmu bersabut amarah, tak usah tunduk, lantas menyerah. Di detak kewarasan, kita sama-sama tahu, bahwa hidup itu untuk dijalani, disyukuri. Tengadahkanlah tanganmu kala engkau berada di persimpangan. Redam lelahmu, bersama birunya doa-doa.

Ingatlah, aku akan selalu menjadi pulangmu,
menjelma lengan-lengan doa yang mendekap.
Kapan pun engkau mau.





0 komentar