Perempuan yang Mengeja 5

10.48


Mari mengukir Agustus dengan sebaik-baik kerja keras. Dengan segala kerendahan hati. Dengan seikhlas-ikhlasnya senyuman. Cerita yang kita ukir memang tak selalu sama. Engkau mengeja 5, sedang Aku mengeja 11. Namun bukankah pertemuan adalah pasti bagi cerita-cerita yang berjalan menuju tujuan yang sama?

Lelah adalah wajar. Namun jangan lupa sisihkan waktu. Duduk sejenak, menghapus peluh dan membesarkan hati mereka-mereka yang telah membersamai kita untuk bertumbuh. Jangan terlampau lelah dengan kehidupan, hingga tak engkau sisihkan sedikit ruang untuk kepedulian terhadap sesama. Bukankah mengukir senyuman di wajah orang lain menjadi penanda bahwa kita benar-benar ada dalam lipatan waktu?

Janganlah terlampau lelah dengan kehidupan, hingga tak engkau selipkan kesabaran dalam tahap pembelajaran yang sedang engkau jalani. Bukankah setiap harinya adalah kesempatan untuk menjadi lebih baik? Bukankah setiap harinya adalah peluang bagi kita tuk mengukir cerita yang tak selalu sama?

Teruntuk Perempuan yang sedang mengeja 5, selamat memaknai perjalananmu. Semoga cerita yg sedang engkau tuliskan dalam buku kehidupanmu adalah cerita hebat yang mampu menginspirasi dalam kebaikan.


Teruntuk Dyah Ayu Utaminingrum
Salam, kakakmu.



1 komentar