Bait-Bait Doa

07.16


Pada heningnya, kita pernah menautkan senyuman, pun lirih harapan-harapan, hingga yang ada di sudut jendela hanyalah sisa malam. Ya, sudah lama tak ada rintik gerimis. Daun-daun tak lagi hijau. Namun masih ada teduh pepohonan dan sejuk embun di mata itu. Semoga mampu jadi selimut untuk menjaga hangat puisi yang terejakan atas nama bahagia.

Cahaya datang dari mata sang pagi, menjelajah, mengunjungi setiap sepi. Mengaminkan setiap asa yang dilangitkan oleh hati. Daun-daun tak ingin ketinggalan mengeja puisi. Ombak laut, menyesap hangat semesta dalam diamnya. Dan angin mengabarkan tentang harapan-harapan yang bergema riang di semesta. Sudah lama pagi tak seindah ini, kala simpul-simpul yang kita ciptakan terurai oleh bait-bait doa.

Senja datang, membuat langit memejam perlahan. Terkadang, cahayanya tak mampu kita terjemahkan. Karena kata-kata luruh bersama sunyi, ataukah ia telah berubah menjadi hujan.. di hatimu? Yang kutahu, ia adalah ruang kita sama-sama menitipkan puisi cinta, tuk mengekalkan kita. 


Masihkah angkuh tuk menengadahkan tangan, menitipkan segala ketakberdayaan agar diubahNya menjadi kekuatan? Menjelajah setiap sunyi semesta dengan doa-doa? Menggenggam tabah, yang tereja pada debur ombak di matamu?


Tangerang,
07.07.2015

1 komentar

  1. Udah lama ga singgah ke sini, jadi serasa masuk ke rumah Kak Ary yang baru :D

    Tentang Bait-Bait Do'a, apalagi ini bulan Ramadhan ya kak, banyak2 berdo'a yak. Hihihi

    BalasHapus