Hitam Putih

22.21


Hitam Putih.
Selalu mampu meracik rasa yang tak pernah benar-benar sama. Cerita-cerita kehidupan anak-anak Adam disajikannya dalam beragam cara yang tak biasa. Terkadang menyulut semangat-semangat kebaikan. Terkadang pula menghujani hati dengan haru biru kehidupan.

Hitam Putih.
Karenanya kita tahu, bahwa ada jarak yang terbentang antara dunia di dalam bingkai dan di luar bingkai. Ada jiwa-jiwa yang membisu. Mencipta banyak asumsi dan prasangka. Ia terjebak dalam jarak. Terlalu sibuk tuk sekadar menyapa.

Pun ada jiwa-jiwa yang akhirnya bersandar pada kedamaian. Ruang-ruang kosong di hatinya terisi. Ia memilih memangkas jarak.

Hitam Putih.
Dengannya kita membaca kisah-kisah perjalanan hidup, lewat guratan-guratan kehidupan yang tergambar jelas pada wajah-wajah senja. Menyesap kenangan-kenangan yang ada. Padanya pun kita belajar, bahwa terkadang pahit itu seringkali melelahkan. Namun, ia begitu lihai membisikkan, menggodamu atas gigihnya sebuah perjuangan. Engkau pun tersenyum, atau bahkan menitikkan air mata.

Akhirnya kita belajar, bahwa terlalu banyak pilihan terkadang mampu mengurangi rasa bahagia. Bukankah cerita dalam bingkai hitam putih sangat jelas karena terbatas pada 3 gejala warna?


Hidup itu sendiri adalah sebuah pilihan. Menjadi hitam, ataupun putih adalah pilihan. Perjalanan terkadang menjebak tuk berada di antara keduanya. Berhenti menjadi abu-abu. Memilihlah!
Tangerang, 08.06.2015
sumber gambar

1 komentar