Air
07.41
Tahukah engkau salah satu irama terindah yang pernah ada? Yang ketika mengalun, entah bagaimana ia mampu mencipta hening, bagi jiwa-jiwa yang mungkin sedang tersesat.
Itulah nyanyianmu.
Ajarkan kami nyanyian itu. Yang dengannya kami mampu hanyut dalam telaga keteduhan. Bukan pada nyanyian-nyanyian yang sering membuat kami lupa akan tujuan yang harus digapai. Bukan pada irama-irama yang membuat hati kami keruh. Bukan pada irama-irama yang pada akhirnya mencipta kabut yang menghalangi jelasnya penglihatan.
Tahukah engkau wajah yang terjernih yang pernah ada? Yang tak pernah bosan untuk dipandangi. Yang padanya hatimu kan jatuh pada kubangan ketenangan.
Itulah wajahmu.
Ajarkan kami ekspresi itu. Yang dengannya kami bisa menghilangkan kegaduhan dalam hati. Kegaduhan yang tercipta karena kekhawatiran kami yang berlebihan tentang waktu. Ataukah tentang apa-apa yang berada di luar kemampuan kami.
Tahukah engkau sikap tersantun yang pernah ada? Yang padanya kami mampu bercermin, mengenali diri kami saat ini.
Itulah riakmu.
Yang kan kembali tenang setelah dihujani dengan lemparan batu. Ajarkan kami sikap itu. Sikap yang mampu menumbuhkan pemahaman pada jiwa kami. Karena dengan semakin pahamnya kami tentang suatu persoalan, maka kami pun mampu berjalan di atasnya dengan rasa sabar yang berlimpah.
Pada akhirnya, kehidupan mengajarkan untuk menggenggam apa-apa yang kita mampu. Bukan pada sebanyak-banyak yang kita inginkan. Karena banyak, sesungguhnya akan hadir manakala rasa cukup telah mengisi jiwa.
Tangerang, 04.06.2015
7 komentar
*sukaaa~~~ ^_^
BalasHapusHidup manusia pun mengalir... mengalir seperti air! namun kadang manusia lupa, bahwa setinggi apapun air, ia mengalir ke tempat yg lebih rendah. #tawadhu'
Berharap dapat menjadi layaknya air putih, ia memiliki warna dan rasa yg sederhana, namun dimana, apa dan siapapun selalu membutuhkannya. #khayrunnas
dan tulisan ini menambah referensi filosofi 'air' lagi!
Terima kasih, kak Arya..
Don't thank to me, but Praise Allah
Hapusmerdu banget suara airnya :)
BalasHapusPada akhirnya, kehidupan mengajarkan untuk menggenggam apa-apa yang kita mampu. Bukan pada sebanyak-banyak yang kita inginkan. Karena banyak, sesungguhnya akan hadir manakala rasa cukup telah mengisi jiwa.
BalasHapussukaaa ^^
:)
BalasHapusSubhanallah...
BalasHapusmas Arya memang jagonya mengemas tulisan yg dalam maknanya..
BalasHapus