Tetaplah Berusaha
00.24gambar dari sini |
Pagi kala itu, matahari masih enggan untuk tersenyum. Udara pun masih terasa dingin akibat guyuran hujan semalam. Beberapa anak manusia, masih asyik memeluk mimpi-mimpi mereka di atas lipatan-lipatan kasur. Yang lain, sudah terjaga dan siap untuk mengejar mimpi, memulai hari itu demi asa yang ingin mereka wujudkan, atau demi senyuman yang ingin mereka jaga untuk tetap merekah indah. Ya, seperti dua anak manusia, yang atas izinNYA, kujumpai di pagi itu.
Dua anak manusia, yang dengan berani menembus dingin untuk mengejar rejeki yang menjadi hak mereka hari itu. Dua orang dengan satu profesi, sebagai pemulung.
Yang pertama datang adalah seseorang, yang jika terlihat dari perawakannya, kusimpulkan ia sebagai seseorang yang masih muda. Dengan bertelanjang kaki, dihampirinya kotak sampah yang berada di dekatku. Ditaruhnya karung yang ia pikul kala itu, lalu dikeluarkannya plastik-plastik, serta kardus sisa makanan yang ada dalam kotak sampah. Kemudian ditaruhnya dengan perlahan dan hati-hati di samping kotak. Satu tangannya mengais sesuatu, dan barulah ketika ia mengeluarkan tangannya, aku tahu ia sedang mencari botol bekas serta gelas plastik air mineral. Ia mengais hingga ke dasar kotak sampah, mencari-cari berapa banyak botol dan gelas plastik yang bisa ia dapatkan kala itu. Setelah merasa yakin bahwa telah semua botol dan gelas plastik telah ia dapatkan, sampah yang tadi ia keluarkan, dengan perlahan ia kembalikan ke tempatnya semula. Lalu, bergegas ia beranjak, mencari botol dan gelas plastik di tempat lain. Masih, dengan bertelanjang kaki.
Yang kedua datang adalah seorang paruh baya. Berbeda dengan yang pertama, ia telah dianungerahi sepasang sendal untuk menjaga telapak kakinya dari dingin, dan juga gerobak untuk mengangkut botol dan gelas plastik yang lebih banyak dari orang yang pertama tadi. Ia mengayuh gerobaknya dengan lamban, dan baru berhenti ketika ia telah bersisian dengan tempat sampah yang ada di dekatku. Dengan langkah santai, diperiksanya tempat sampah, namun ia hanya memeriksa bagian atas, lalu setelah menyimpulkan bahwa ia tidak akan menemukan botol dan gelas plastik di sana, ia pun beranjak pergi, masih mengayuh gerobaknya dengan santai.
***
Pagi itu, aku disuguhkan dengan pembelajaran yang berharga tentang rejeki. Bahwa, rejeki yang telah menjadi hak kita, tetap harus dikejar. Juga, harus dikejar dengan penuh semangat meski dalam kondisi yang tak selalu bersahabat. Seperti pemuda di atas, yang meski tanpa alas kaki, tetap berusaha dengan teliti untuk mencari botol dan gelas plastik untuk dijadikannya rupiah.
Beberapa dari kita, mungkin telah dianugerahi fasilitas yang lengkap, serta kenyamanan yang tidak dimiliki orang lain. Namun terkadang, kesombongan merasuki kita, membuat kita lupa diri dan merasa tidak perlu untuk berusaha. Kita sudah merasa cukup dengan apa yang ada, juga terkadang merasa semuanya ada adalah karena usaha kita.
Aku pun teringat pesan orangtua kita, bahwa siapa yang bangun lebih awal, maka rejekinya akan datang cepat. Kali ini rejekiku bukanlah materi, melainkan pembelajaran hidup. Rejeki, tak selalu berupa materi bukan? Ini adalah sedikit cerita, untuk kubagi padamu.. Ingatlah, semua yang kita minta dengan baik-baik, akan diberikanNYA dengan cara yang lebih baik.
Aku pun teringat pesan orangtua kita, bahwa siapa yang bangun lebih awal, maka rejekinya akan datang cepat. Kali ini rejekiku bukanlah materi, melainkan pembelajaran hidup. Rejeki, tak selalu berupa materi bukan? Ini adalah sedikit cerita, untuk kubagi padamu.. Ingatlah, semua yang kita minta dengan baik-baik, akan diberikanNYA dengan cara yang lebih baik.
Arya
Makassar, 01.04.2014
Bagaimana kabarmu di sana? Pun bagaimana kabar hatimu?
Semoga senantiasa terlindungi dari rasa gundah, dan senantiasa terus bersemangat untuk mengejar mimpi..^^
5 komentar
Asiik
BalasHapusSelamat mengejar mimpi masing-masing :)
syalalala... alhamdulillah kabar baik :D
BalasHapusHalo Daeng Arya, apa kabar?
BalasHapusterimakasih untuk cerita yang sangat menginspirasi hari ini ya,. ini juga satu bentuk rejeki untuk saya, bukan?
Semoga senantiasa sehat dan berbahagia :)
membaca corat-coret nan penuh makna ini pun suatu rezeki yang diberikan oleh sang pemilik Rezeki.. trimakasih rajutan katanya yang telah kembali mengingatkan
BalasHapusasyeeeeekkk..
BalasHapusmasih khusuk nulis ya bung.
mantrabbb