Kita, Menjelma Cerita
20.37Aku hanya ingin melihat senyummu sekali lagi. Aku tak tahu mengapa, saat ini aku begitu ingin membuatmu tersenyum. Aksara-aksaraku, seperti begitu ingin menjelma bunyi, memberitahukanmu di seberang sana, bahwa aku senang saat bersamamu, seperti sekarang ini. Bercerita tentang hidup. Bercerita tentang mimpi. Berbicara tentang yang engkau rasakan. Berbicara tentang mereka, juga kita.
Aku dan dirimu terpisah jarak memang. Dengan batas-batas ruang maya. Namun, kita nyata. Kita bukan aksara tanpa makna. Aksara kita, menjelma suara, mengantar pada kehangatan sebuah cerita. Bergerak beraturan mengikuti partitur memori-memori yang tersusun detail di kepala, akan hari-hari yang terlewati. Kita terjemahkan semuanya, dalam rentetan huruf demi huruf yang terangkai. Merekam jejak.
Aku senang. Kamu harus tahu itu. Bukan saja karena aku mendengar lagu, sama seperti yang engkau dengar saat ini, ketika aku menuliskan semuanya. Kau tahu, perasaanku sangat berbeda ketika merangkai semua kata yang terpatri di sini. Aku senang, kamu harus tahu itu. Mengenalmu, menemani rasa mu, menemani aksaramu yang menari-nari di seberang sana.
Aku dan dirimu terpisah jarak memang. Dengan batas-batas bernama waktu. Namun, kita nyata. Kita bukan angin, yang mampu kita rasakan kehadirannya, namun begitu sulit untuk kita sentuh. Kita bukan aksara tanpa makna. Denganmu, aksara kita menjelma embun di kesejukan pagi. Menguap seiring kemunculan sang surya, namun tak pernah jera untuk muncul di keesokan hari. Mengendapkan letih di pelukan hening yang mengalun. Denganmu, aksara kita menjelma remang senja. Mempertemukan kita dalam untaian kenangan. Menanggalkan sayap-sayap keletihan tuk mengantar pada harap yang berpendar.
Aku dan dirimu terpisah jarak memang. Tapi, kita nyata bukan?
Padaku, ada botol kristal yang kupakai untuk menyimpan makna yang tersampaikan lewat untaian-untaian aksaramu. Kan kulihat selalu botol itu, dan akan kubawakan lagi makna yang terucap darimu.
Aku senang.
Bisa membuatmu tersenyum, sekarang.
Aku senang.
Bisa membuatmu tersenyum, sekarang.
[arya poetra]
14 komentar
Aku juga senang bisa membuatmu damai sekarang, #eh
BalasHapus:)
nice posting,
http://damai.malhikdua.com
Haduh haduh....
BalasHapusAku silau lihat fotonya :P
saya juga tak pernah menyangka, semua akan berakhir inidah seperti skrg.. #apaaan?? :D
BalasHapusdan saya harus memilin scroll tikusku agar saya tahu apa sebenarnya yang ingin kau suarakan. Aku luput dari pemaknaan.
BalasHapusAku juga senang, bila kau tersenyum sekarang..^^
BalasHapusterimakasih membuatku tersenyum dgn post ini.. hahahay
BalasHapusish ini kolom komennya masih malu-malu untuk menunjukkan batang hidungnya..*pergi cari pointer yang bisa nyusup
BalasHapusah kang, pemilihan kata mu dalam mengikat makna sungguh membuat saya terinspirasi pagi ini, ditambah lagi backsound musiknya..
nice posting gan..ayo cepat disegerakan menjelmakan aksaramu menjadi bunyi, menjelmakan bunyi menjadi perbuatan..kembali saya ulangi
ditunggu #undangannya *sambil batuk* #eh
nemu kata" bagus buat kang arya..jika cinta sekedar semesta kata, maka satu laku akan menghapusnya..:)
BalasHapus::DAMAE::
BalasHapusDamai, seperti namamu ya.. :)
::ZA::
Hehe.. terimakasih tegurannya Za. Sudah diganti.
::RATIH::
Turut berbahagia atas akhir ceritamu yang indah.
::PITA::
Hehe.. mungkin ceritanya terlalu disamarkan yah..
::DIYAH::
Senyuuummm... ^^
::AZI::
Alhamdulillah..
::kang ADI::
Iya, kolom komentarnya masih belum bisa kuperbaiki. Maaf atas ketidaknyamanan anda. Haha..
Undangan apa kang? #batuk batuk
jika cinta sekedar semesta kata, maka satu laku akan menghapusnya. Menggantinya dengan kehangatan.. memendekkan jarak yang selama ini tercipta.. #ahahahayy..
BalasHapussok atuh di segerakan memendekkan jarak yang memisahnya
BalasHapusbumikan rasa yang ada di alam maya sana..:)
#komporr
gabuuung...:)
BalasHapusaku senang bisa membaca tulisan mu, sebuah aksara lembut nan mengalir penuh makna
BalasHapus::LIYAN::
BalasHapusTerima kasih.
::RIMA::
Semoga, senantiasa ada manfaat dari ruang sederhana ini..