Butiran Rindu
08.53Di sisiku, selalu ada rindu tentangmu. Rasa yang senantiasa mendulang senyuman..., Rasa yang senantiasa menuntunku, mencoba mencari jalan pulang. Menujumu, bergandengan tangan bersama doa yang tak pernah mengering. Meski, terik ini terasa begitu memaksaku menguapkan rindu itu..., Mata, telinga, juga seluruh panca indera ini, mencoba meraba, mencarimu tuk melengkapi cerita. Bukankah semua rasa ini tentangmu? Bukankah semua ini goresanku tentangmu? Di sini, aku tak pernah lelah bertanya kepada Yang Maha Cinta, dimana kiranya IA akan mempertemukan kita. Namun, semudah itukah menemukan jawaban? Kuyakin tidak. Tak semudah jutaan pertanyaan yang menari-nari di rongga kepalaku, yang mencoba menangkap dan memahami warna-warni semesta yang senantiasa bercerita tentangmu...
Andai saja dunia dan akhirat tak berjarak seperti ini. Sudah kulangkahkan kedua kakiku ini tuk mengintipmu di sana, hanya sekadar ingin tahu apa yang engkau lakukan saat ini. Agar tangis yang menganak sungai mampu berhenti karena telah bertemu muaranya..., Agar rindu yang begitu membuatku sesak ini mampu terobati karena telah melihat parasmu yang menyejukkan itu. Andai saja... nafas-nafas yang membentuk hidupmu tak hilang secepat itu, aku tentu kan menjadi pribadi yang paling berbahagia saat ini.
Izinkan aku dan cinta ini, bersama-sama berjumpa denganmu dalam sebuah paragraf panjang. Paragraf, yang kuharap lupa bagaimana tuk mengakhirinya. Paragraf, tentang kesederhanaanmu, yang mampu merontokkan tiap angkuh yang coba menempati ruang di dalam diriku. Paragraf, tentang engkau yang begitu mampu memenggal amarah, menggantikannya dengan lembut kasih sayang. Paragraf, tentang engkau dan keikhlasanmu yang begitu menggema, yang membuatku begitu sangat mencintaimu, meski tak lagi engkau berada di sini.
Ingin ku menjelma menjadi angin, yang desirnya mampu tenggelam dalam tiap helai rambutmu. Menjadi dingin manakala terik mencoba membakarmu..., menjadi hangat manakala dingin mencoba menusukmu.
Ingin ku menjelma menjadi lautan, yang sanggup menampung deburan-deburan ombak kerinduan ketika bersamamu. Menjadi tegar dan kokoh layaknya sebuah benteng, manakala engkau membutuhkan perlindungan...
Aku begitu ingin menjadi apa yang engkau hirup tiap harinya, udara di sekitarmu. Menjadi satu bersamamu, setiap harinya. Mengucap puji dan puja yang sama setiap detiknya. Memadu setiap rasaku, dalam aliran darahmu...
Andai saja setiap doa dan harap menjadi satu bersama rasa yang kumiliki saat ini,
Aku sungguh berharap oleh desiran lembut angin, semua itu bisa sampai ke sisimu. Rasulullah, seperti apakah fisikmu? Akankah aku mampu melihat rupamu kelak?
Semoga...
14 komentar
what a great post! ^^d
BalasHapusberhasil membuatku semakin merindui'nya' (lagi)...
Subhanalloh.. Rindumu, rinduku, rindu semua ummatnya, semoga mampu menjadi pemudah dalam perjumpaan dengannya SAW..
BalasHapusaduh aryaaaa... selalu bikin terpana,.. ckckckkk...
BalasHapussetor 20Jempol.. :D
KATA Teh bonit TERPANA.
BalasHapuskataku heheh 100jempl deh..
aduh arya mkin tmbh pinter mrangkai kata ya..
BalasHapusmanis sekali~
BalasHapusRamadhan sebentar lagi, semoga bisa jadi momen yang pas untuk semakin mengenal beliau ^^
Rindu pada Rasulullah...membuat hati ingin selalu mendekatkan diri pada Ilahi...
BalasHapusIndah sekali untaian rindunya mas...:)
rindu ini yg akn mengumpulkan kita di surgaNya,insyaAloh...
BalasHapusIngin aku menjelma menjadi Arya manakala jari-jemariku ini ingin menari-nari diatas tuts keyboad, agar bisa mencipta sebuah karya yang indah.. seperti yang kubaca
BalasHapusbagus kang...pilihan kata"nya 'sesuatu'
BalasHapuskeep posting :D
Dengan senja , menghadirkan cahaya , memupuk rindu hingga berjumpa ....
BalasHapusYa Rasulullah , shalawat dan salam terikirm untukmu .... :)
tulisan2mu bikin menganga terpesona arya.. indah.
BalasHapusakan sering berkunjung kesini sepertinya.. ^_^
catatan yg menyegarkan untuk pagi ini :D .... selamat berbagi | keep blogging :d
BalasHapussebuah persembahan:
Sajak subuh
semoga kita semua mendapat syafa'at dari rasululloh, aamiiin..
BalasHapus