Manis Selepas Senja
21.32aku selalu rindu pada kidung melankolis.
Yang dinyanyikan bait demi bait, lewat desiran ombak..
Selepas senja,
aku selalu rindu pada asmara yang sebatas pandang.
Mendekap hangat, bersama siluet-siluet berlatar cakrawala..
Selepas senja,
aku selalu rindu, pada waktu yang terhenti sejenak.
Menanggalkan sayap-sayap keletihan, mengantar pada harap yang berpendar..
Selalu seperti itu.
Aku selalu rindu, pada manis yang mengepulkan namaMU..
bersama secangkir teh
bersama secangkir teh
6 komentar
Dan aku selalu merindukan senja bersama mu.
BalasHapuseh?
keren kak Arya. makna puisinya kayak sama dg apa yg ada di benak saya. jadi terbayang2 :D
aku juga merindukan senja dengan siluet keemasannya, keren arya...semakin hari tambah puitis aja dirimu :)
BalasHapusindah..
BalasHapussaya juga berusaha mendeskripsikan senja melalui bait. :)
Senja itu cahayanya hangat. Tidak terlalu panas dan tidak terlalu dingin juga. Pemandangan sunset bagiku juga lebih indah dibandingkan dengan sunrise.. ^_^
BalasHapussenja...aku suka senja begitu juga dengan fajar.. lukisan Illahi yang begitu indah dan damai. fajar lukisan yang memberi arti semangat memulaik dan melakukan kebaikan, sedangkan senja sebagai motivasi menutup hari dengan kebaikan dan sarana intropeks diri.
BalasHapuspuisinya keren kak, makin mahir nih :)
Selepas Senja? Aku lebih senang memanggilnya "Magrib"
BalasHapusWaktu dimana saya sudah harus beranjak dari tempat saya memandang langit yang kemerahan tuk bergegas memanjatkan doa dan memohon hanya pada-Nya, pada-Nya yang menciptakan sehingga saya dan Senja menjadi "Ada"
#kangen menikmati senja bersama d Losari (Red. Ngepe')^_^