Pray for Aceh

19.23

Gempa 8,5 Skala Richter Mengguncang Aceh, Berpotensi Tsunami

Kalimat itu kini sedang memamerkan dirinya. Jejaring sosial, scrolling bar di layar televisi, rangkaian-rangkaian huruf yang terkirim lewat sms, dan media lainnya, semua menyebarkan kabar itu. Kalimat yang tak begitu panjang memang. Namun, ingatkah kalian kejadian serupa yang meluluh lantahkan Bumi Serambi Mekkah 7 tahun silam? Hingga sekarang, kepingan memori kelam itu masih bersemayam di pikiran saudara-saudara kita di Aceh. Meninggalkan cerita panjang, yang mungkin tak kan pernah hilang...

Hari ini,
Seorang ibu, dengan susah payah menggendong dua anaknya. Melewati kerumunan orang-orang yang pun sama paniknya. Wajahnya menyiratkan kekhawatiran yang begitu besar..
Seorang pria, sambil terisak, mengumandangkan adzan di pelataran Masjid Baiturahman. Mungkin, ekspresi kehawatirannya. Namun, semoga tindakannya mampu mengingatkan kepada yang lain untuk mengingat kembali dan menyerahkan semuanya kepada Allah, Sang Penentu Keputusan.
Beberapa warga yang sakit, terpaksa harus dikeluarkan, mengantisipasi kemungkinan yang terjadi. Dirawat di pelataran rumah-rumah sakit di Aceh.
Gedung-gedung tinggi kini telah terisi oleh orang-orang. Bercermin kepada memori 7 tahun silam, sembari berdoa, berharap tak terjadi apa-apa


gambar dicopy dari sini

Begitulah,
Kabar yang diceritakan oleh layar televisi yang sementara kutatap ini..
Lalu, dimana kita saat ini? Apa yang sedang kita lakukan?
Mungkin mampu kita meneguk manisnya teh hangat sembari bercengkrama dengan keluarga.
Mungkin mampu kita terlelap di atas gumpalan-gumpalan busa di rumah kita.

Namun, kita masih bisa membantu.
Berdoalah, dalam diammu..
Berdoalah, dalam kesibukanmu saat ini..
Berdoalah, dalam kehusyukan yang mampu engkau capai.
Semoga, saudara-saudara kita di Aceh tak lagi dihadapkan pada kepingan pahit memori 7 tahun silam.
Semoga, doa ikhlas kita mampu didengar olehNYA.

mendoakanmu saudaraku di Aceh, Bang JerryBang Fahrur, Bang KhairilBang AulKak Tia, juga Mba Nurmala

10 komentar

  1. Ya, bang Claude. Pertanyaan yang tepat. Kenapa Aceh lagi?

    BalasHapus
  2. Amin, semoga tidak ada bencana besar lagi yang melanda negeri kita..

    BalasHapus
  3. saya juga bertanya kenapa Aceh lagi...??? namun yang saya takutkan adalah "ketika seseorang terus-menerus dalam kesesatan (tanpa usaha untuk keluar) maka Allah akan semakin menyesatkannya"
    antara azab dan peringatan, jangan sampai tegukan teh manis, lelapnya kita di atas gumpalan busa, dan kesenangan yang lain merupakan cara Allah dalam menyesatkan kita yang terlalu jauh dalam kesesatan..
    Semoga saudara kita di Aceh mendapatkan manfaat dari "musibah" ini... :)

    BalasHapus
  4. smoga Allah selalu melindungi kita semua..aamiin ya rabb

    BalasHapus
  5. @Widie:
    Syukran kunjungannya ya..
    Amin.. Amin.. Amin.. :)

    @bang Andro:
    Mungkin,Allah cuma memberi teguran. Tidaklah sifat Allah tuk menyesatkan. Tuk menguji, iya.. :)
    Syukran kunjungannya.

    @kak Tia:
    Ku bantu Aminkan kak. Syukran.. :)

    BalasHapus
  6. Wahai kamu tamu yang lama tak berkunjung, Syukran..^^

    BalasHapus
  7. untung ga ada tsunami yah, kemaren itu saya panik eh ternyata kata BMG penyebabnya gempa adalah si Aisa lari2 :D

    BalasHapus
  8. Lama tak lihat dirimu di sini kak Yudy. Ya, kami pun bersyukur tsunami tidak jadi. Tapi, doanya tetap terus dipanjatkan kaan..? :)

    Aisa? Waaahh.. jangan bawa isu di sini. Nanti kalo si Aisa liat, bisa berabe dah.. :D

    BalasHapus