Matematika untuk Adik Kecil

10.16

Ting Tong... Ting Tong... Welcome..
Pagi ini, sebuah nada tiba-tiba membawaku kembali ke ruang nyata, setelah sejenak terjebak dalam ruang penuh keseriusan, yang kuciptakan bersama lembaran-lembaran kertas sketsa milikku. Ya, pagi ini aku dengan begitu serius, namun penuh kenyamanan, sedang menikmati menggoreskan batang pensil 5B ini pada beberapa lembar kertas A3. Berusaha menemukan ide bentuk yang tepat untuk bangunan terminal angkutan penumpang yang saat ini menjadi judul tugas akhirku. Bunyi dari bel yang terpasang di toko di rumahku. 

Ya, beberapa tahun yang lalu, kami sekeluarga berinisiatif untuk membuka toko. Garasi mobil kami transformasikan menjadi sebuah ruang yang penuh dengan barang-barang keperluan sehari-hari. Yang diatur dengan rapi, berdasarkan jenisnya, ke dalam sebuah lemari kaca dengan bingkai aluminium. Keadaan ekonomi waktu itu mendorong kami untuk menciptakan toko ini, selain niat untuk menolong warga sekitar, karena mereka tidak pelu lagi bepergian cukup jauh untuk mendapatkan barang-barang keperluan mereka sehari-hari.. Alhamdulillah, meski mengalami pasang surut, toko kami mampu bertahan..


Kembali ke awal, ya, bunyi bel itu memaksaku untuk berhenti sejenak dari kegiatan sketsaku. Ternyata, seorang anak kecil dengan sepeda mininya, datang berbelanja. Dengan senyuman, kusambut anak kecil itu, yang juga seakan tidak mau kalah denganku, membalas dengan senyumannya yang lucu. Seorang anak perempuan, yang mungkin sedang duduk di kelas 3 SD. 


"Kak, beli mie sotonya. Hmmm.. beri saya 5 bungkus ya?" Kata anak kecil itu dengan girangnya. "Oke!" jawabku, masih dengan senyuman karena wajahnya yang lucu itu. "Harga satu bungkus mienya berapa kak?" tanyanya lagi dengan penasaran. Sepersekian detik kemudian otakku bekerja. Timbul ide untuk mengajaknya "bermain matematika". "Satu bungkus itu, harganya Rp 1.500. Adik beli  5 bungkus. Jadi, kira-kira jumlah semua belanjaanmu, ada berapa hayo?" Tanyaku kemudian, dengan perasaan bahwa anak itu akan kebingungan menjawabnya. Bisa kulihat ia sejenak berpindah ruang, menuju ruang lamunannya sendiri. Angka-angka yang kusebutkan tadi, mungkin sedang menari-nari di pikirannya. Ya, saat ini ia sedang sibuk sendiri untuk mendapatkan jawaban pertanyaanku tadi. "7.500 kak!" serunya kemudian. Waahh.. anak ini rupanya jago berhitung. Aku salah perkiraan rupanya."Betul! 100 buatmu!" kataku kemudian, dengan terkagum-kagum..

Kemudian, dengan senyum penuh kepuasan, ia sodorkan selembar uang Rp 10.000 padaku. Aku pun bergegas kembali ke dalam rumah untuk mengambil kembalian. Lalu, kembali timbul di pikiranku untuk bermain matematika sekali lagi dengan anak ini. Kuambil selembar uang Rp 2.000 dan uang koin Rp 500. Kemudian, kusembunyikan ia di balik genggaman tanganku. Kutemui anak itu seraya bertanya, "Uangmu tadi Rp 10.000 kan? Kamu sudah belanja Rp 7.500, jadi kembalianmu berapa?". Ya, kembali anak itu berpindah ke ruang lamunannya. Lalu, beberapa saat kemudian ia menjawab, "Rp 2.500 kak. Iya kan? Iya kan?". Hehehe.. ternyata anak ini memang jago. Dengan senyum, kusodorkan uang kembaliannya itu seraya mengelus kepalanya. "Kamu suka matematika ya?" tanyaku. "Ia kak. Suka sekali!" serunya. Lalu, ia berpaling, keluar dari toko menuju sepeda mininya yang terparkir di depan rumah. Lalu, bergegas ia mengayuhnya untuk kembali ke rumah.

Aku, di sini tersenyum. Anak itu mengingatkanku akan aku di waktu kecil. Aku, yang juga sangat suka dengan pelajaran hitungan, bahkan hingga saat ini, saat seperempat abad usiaku.. Ya, sedikit senyuman di pagi hari ini. Aku pun kembali masuk ke dalam rumah untuk melanjutkan sketsaku, sembari berjanji dalam hati, jika anak itu datang lagi, akan kutemani ia bermain matematika.. ^^

Dalam kesenangan tersendiri untuk mengajarkan hitungan pada anak-anak...

12 komentar

  1. widiiih pinter jg tu bocah

    kalo ogut yg ditanya pasti jawabnya "gratisss kan kaaak semua-muanyaaa" :P

    BalasHapus
  2. saya udah komen barusan ga muncul yaaak?

    pinter itu bocah..tp harusnya dia jawab saja "semuanya gratis kan kaaak" wkwkwk :p

    BalasHapus
  3. @Inuy:
    Syukran kunjungannya.
    Wkwkwk.. Untungnya adik kecil itu pintar. Pikirannya tidak sama dengan Inuy. Bisa bangkrut saya. Kalo dah bangkrut, aku kan tidak bisa beli indomie lagi.. :D

    BalasHapus
  4. kalo dd pasti bilang kok ngga buy 1 get 1 sih kak ...:D

    BalasHapus
  5. hahaaa...secara gak langsung dah ngasih latihan si anak ya buat belajar berpikir menghitung cepat...:D

    BalasHapus
  6. Kalo yang jaga toko/warung seperti Arya semua, anak2 yang membeli jadi terbantu menguasai Matematika :)

    Oya, ttg Soppeng itu ... siapa tahu Arya tertarik baca ini: http://soppeng.org .. tentang villa Juliana itu.

    Konturnya Soppeng menarik, tidak rata. Pasti jadi tantangan yang menarik buat arsitek ya ... ^__^

    BalasHapus
  7. @Minten:
    Syukran kunjungannya. Namun maaf, promo indomie gratis sekardusnya sudah habis yah.. :D

    @kak Helmi:
    Syukran kunjungannya kak. Ya, rencananya mau begitu lagi kalau ada anak-anak yang datang berbelanja kak.. Hitung2 beramal..

    @kak Niar:
    Syukran kunjungannya kak Niar..
    Ya, hitung-hitung membantu orangtua-orangtua di kompleks rumah mengajar matematika. Hehehe..
    Tentang Soppeng, terima kasih infonya kak. Belum pernah ke sana sih.. Dan memang, daerah berkontur menjadi hal yang menyenangkan bagi kami para arsitek. Tergantung pribadinya sih.. Tapi, ada tantangan baru di sana. Senang dengan daerah berkontur. :)

    BalasHapus
  8. 1500 x 5 harusnya kan 15.001.500.150.015.001.500 wah berarti untung dong si anak tadi cmn byr 7500, wah penjualnya sungguh baik hari ramah dan tidak sombong...

    BalasHapus
  9. Ponaanku diajarin kayak begituan malah jawabnya "Ahh, gak tau ah tan, itungin aja dulu sama tante" -__-"
    #oalah kok malah curhat :D

    Boleh nih si Om ngajarin ponaan saya
    hihihihii

    BalasHapus
  10. ya iyalah dah bisa jawab, wong dah kelas 3 SD kan...wkwkwkwk
    kalo aku mah bilangnya..."kembaliannya 5000 kakak"

    BalasHapus
  11. baru ja mo komen, ternyata si uty dah ngomong duluan. hahahha..

    tp mmg sih klo ketemu anak kecil yg hebat di luar dugaan qt pasti gemesnya dak ketulungan. eh, g ding. yg suka anak2 ajah. :)

    BalasHapus
  12. mundur beberapa waktu sebelum si anak kecil ke tokonya ka Arya

    Ibu: nak, tolong beli 5 bungkus mie di toko dekat sini ya, satu bungkus 1500, kalo beli 5 total yang harus dibaya Rp 7.500. ini ibu kasih uang 10.000, nanti kembalinya 7.500 ya na..
    anak kecil: iya bu, aku ngerti. jumlah bayarnya 7500 dan uang kembaluinya 2500 kan bu??
    ibu: kalo yang jaga kaka-kaka, nanti kamu tanya ya berapa harga 5 bungkus mie, dan berapa uang kembaliannya, mungkin mas kk itu ga tau. sekalian kamu ngajarin dia
    anak kecil: oke bu...misi dijalankan :)

    BalasHapus