MIMPIMU, MIMPI BUAH HATIMU

21.30




Kubayangkan butir air mata memenuhi pelupuk matamu,
saat kau membacakan baris-baris kasih sayang kepada buah hatimu.
Kusapa, ada beberapa butir air mata menggantung di sukmaku,
hendak menyeruak ke dunia menemani keharuanmu.

Tak ada yang dapat kuucapkan hari ini.
Seperti hari kemarin, aku hanya bisa membisu.
Coba kutulis beberapa kata ungkapan kehormatan,
kepadamu yang kini duduk menyaksikan ilham Allah,
merasuki tulang-tulang tuamu…

Adakah aku akan melihat orang tuaku, sebahagia lantunan nyanyian hati mereka,
yang hendak menempuh tahap tertinggi kodrat manusia?
Aku merenung, menggores bayangan butiran air matamu,
yang terdorong keluar oleh kebahagiaan.
Aku berusaha menutupi jalan untuk air mataku,
yang tak sanggup menahan keharuan.
Menuntut jalan keluar,
mungkin hendak berteman dengan air matamu.


(Merenung bagaimana mewujudkan mimpi ayah dan ibu memijakkan kaki di Masjidil Haram..)



0 komentar