Menulis Ramadhan #5 - Meniti Jembatan

07.23


sumber gambar

Di dalam Al-Fatihah yang engkau lantunkan setiap harinya, seberapa besar dan tulus keinginanmu untuk ditunjukiNya jalan yang lurus? Dan ketika engkau melantunkannya, apakah terbayangkan olehmu, sebuah jembatan akan menunggu untuk engkau lalui. Semua pinta yang mengudara pastilah berharap mampu melewatinya. Lalu, bagaimana jika tidak, lantas engkau terjatuh?

Akan tiba hari itu, dimana semua penyesalan takkan lagi didengarkan.. dimana semua kebaikan akan menunggu giliran perhitungan. Menunggu menjadi begitu menyesakkan, dengan segala ketidakpastiannya.. Apakah tangan akan menerima catatan dengan kebaikan yang terhitung lebih banyak. Ataukah sebaliknya, keburukan yang terhitung lebih banyak akhirnya menjadikanmu hina..

Hari ini, mungkin engkau akan menunda. Karena pikirmu, masih ada hari esok untuk menghitung amal. Hari ini, mungkin engkau akan lalai. Beramal dengan penuh perhitungan. Hari ini, mungkin engkau akan jenuh. Karena prasangkamu, rasa ikhlas belumlah berbalas.

Lantas, bagaimana jika esok di hari perhitungan, engkau datang tanpa membawa seonggok amal? 

2 komentar

  1. Aku bs merasakan pesan ini. Sering masuk dlm renunganku. Mari cerdas dlam hidup, dg senantiasa mngingat kematian.

    Masa saat kita akan kesepian di alam kubur, masa kita akan ditanya oleh Malaikat Munkar dn Nakir, masa kita akan mengahadapi sidang besar di yaumul hisab. Masa itu..pasti akan terjadi. Masa tdk ada jaminan yg mampu myelamatkan kita selain keimanan dan amal shalih kita. Mari terus berbenah, berpikir, dan mnhisab diri kita sblm Allah yg mnghisab diri kita di akhirat nanti. Mari!

    BalasHapus
  2. Beuh, ada yg lagi proyek menulis keknya nih.
    Mantab!!

    BalasHapus