Alam Tersaji Untukmu

17.52


Bismillah

Amatilah.

Bukankah alam senantiasa menyajikan beragam puisi, setiap harinya. Yang bisa engkau genggam kala rasa sepi menyelinap. Gemerlap cahayanya perlahan membuatmu tersenyum, hingga tak lagi engkau merasa sendiri. Keteguhannya, membuatmu semakin memantapkan langkah, sebab ada mimpi-mimpi yang patut untuk diperjuangkan. Aroma nya, kembali merajut asa yang hendak lepas dari simpul-simpulnya. Hangatnya membelaimu lembut, lantas berbisik, bahwa bukan saatnya untuk menyerah. Bergeraklah. Jangan diam.

Sadarilah.
Tak selalu indah rupa puisinya.

Terkadang gemuruhnya terasa begitu menakutkan. Mungkin salah satu cara untuk mengingatkan. Bahwa jatuh adalah bentuk lain dari kasih sayang. Bahwa waktu adalah nikmat yang berbatas.

Terkadang panasnya terasa begitu menyengat. Mungkin salah satu cara, agar niatan kembali tumbuh dan bersandar pada Sang Maha. Agar tawa tak lagi melenakan. Agar canda tak lagi menyakiti.

Atas izinNya, ketakutan mampu menjadi puisi bagi jiwa-jiwa sombong lagi tak bersyukur.. Dzikir kembali riuh karenanya. Menebal, menjelma tameng, melindungi ruh-ruh yang kembali terselimuti oleh istighfar padaNya.

Alam ini tersaji untukmu.
Kumpulan-kumpulan nikmat dariNya, tergantung caramu memandang.



Jakarta, 16 Sya'ban 1438H

2 komentar

  1. Tulisan ibarat apa ya...puisi dr penggalan ayat Qur'an yg menerngakan sesungguhnya dalam pergantian siang dn malam trdapat tnd bg org2 berpikir.

    BalasHapus