Gadis Kue Lapis

14.11


Menemukanmu, bukanlah perkara yang mudah, dan mungkin tak akan pernah menjadi mudah. Pernah aku melihatmu duduk melingkar bersama sahabat-sahabatmu. Wajahmu terlihat begitu antusias dengan cerita-cerita yang terlantunkan di sana. Sesekali tersenyum, bahkan kudapati matamu berkaca-kaca. Ya, di bawah rumah berkubah, aku menemukanmu. Melingkar demi baris-baris ilmu yang tak semua orang ingin mendalaminya. Tersenyum dan menangis bersama, mendengar kisah-kisah tentang alam keabadian.

Pun pernah aku melihatmu, tertawa bersama para pejuang mimpi yang ditelantarkan oleh ayah dan ibunya. Para pemilik masa depan yang ditinggalkan dengan seribu satu macam alasan. Di rumah matahari, engkau hadir, berbagi dengan apa-apa yang engkau miliki. Berbagi tawa. Berbagi cerita. Berbagi pelukan. Bahkan berbagi air mata. 

Karena engkau memilih untuk tidak sembarang menampakkan diri, pikirku suatu hari. Dan kemanapun engkau melangkah, engkau selalu terbungkus rapi. Berdakwah dengan pakaian-pakaian yang engkau gunakan. Pakaian sederhana yang melindungimu, dan juga melindungi orang-orang di sekitarmu. Pakaianmu pun, melindungimu dari debu-debu dunia. Menjadi penanda jalan kesabaran yang engkau tempuh.

Engkaulah Gadis Kue Lapis.
Yang tiap lapisan cerita di dalamnya telah melewati proses pematangan penuh kesabaran. Yang terus menata mimpi-mimpi dalam puisiNya, agar kata dan laku tersusun rapi, berlapis di dalam manisnya diksi ketakwaan.

Duduk bersamamu, merayakan cinta dengan cara yang paling mulia (1) adalah doa yang terselip di selasar langit. Memperjuangkan saat-saat dimana rindu kan terhirup dengan aroma yang sama. Saat-saat dunia menjadi ruang kita bersama mengeja tanggung jawab, dan juga mimpi-mimpi. Dan aku akan benar-benar tergenapkan.





**Sebuah pemaknaan pribadi, tentang Gadis Kue Lapis. Dipersembahkan untuk kawanku, Muhaimin, pemilik kata ini. Hari kemarin alhamdulillah telah menyelesaikan studinya. Selamat padamu, Lelaki Senja. Bersemangatlah. Banyak hal hebat di masa depan sedang  menunggumu.


3 komentar