Ada 4 pertanyaan penting yang perlu sama-sama kita renungkan wahai diri:

1. Sudahkah amanah-amanah yang selama ini dijalani, membawamu pada sebuah kontribusi yang lebih dalam berdakwah (menyampaikan kebaikan)?

2. Sudahkah amanah-amanah yang selama ini dijalani, membuatmu makin cinta pada Allah, Rasulullah, Islam, dan Dakwah itu sendiri?

3. Sudahkah amanah-amanah yang selama ini dijalani, membuatmu menjadi pribadi yang lebih produktif dalam kebaikan-kebaikan?

4. Sudahkah amanah-amanah yang selama ini dijalani, membuatmu senang untuk belajar lebih banyak, dan menjadi pribadi yang lebih baik?

Jika belum, sadarlah engkau wahai diri.

Amanah bukanlah sesuatu yang digunakan untuk berbangga diri, merasa lebih dari yang lain. Amanah bukanlah sesuatu yang digunakan untuk diri sendiri, tanpa memberi manfaat kepada yang lain. Karena dengan bersama-sama, engkau akan menciptakan barisan yang kokoh. Amanah bukanlah pemberian cuma-cuma,  melainkan sebuah titipan yang harus dikembalikan.

Amanah.

Bukan karena engkau mampu. Bukan pula karena mereka tahu engau mampu.

Bukan karena kapasitasmu, bukan pula tentang kemauanmu.

Amanah.

Adalah skenario terbaik yang Allah persiapkan untukmu. Sebuah bentuk kepercayaan, yang dengannya, IA tahu engkau akan menjadi lebih dekat denganNYA.

Ia adalah sebuah undangan dariNYA, untuk meningkatkan kapasitas dirimu. Bukankah sebuah undangan adalah salah satu cara untuk belajar?

Pada lembaran-lembaran hidupmu, tajamkanlah mata hati. Agar apa yang sedang engkau goreskan mampu memberi makna. Selipkanlah sesobek kertas kecil sebagai penanda. Suatu hari, saat hatimu sedang kelabu, mari bersama buka halaman-halaman itu. Goreskan senyuman, lambungkan kesyukuran. Lalu, mari melangkah dengan mantap. Karena dengan bersamaNYA, semua akan baik-baik saja.

"Karena amanah bukanlah tentang engkau dan mereka.

Ini adalah tentang engkau dan ALLAH."

Tangerang,

22.02.2015