Rumah
19.59
Kolaborasi puisi yang dibacakan oleh pohon-pohon, rumah-rumah, serta rerumputan di balik kaca jendela, selalu menjadi hal yang menarik untuk dinikmati. Pada detik tertentu, hadirlah spektrum jingga memecah lamunan. Menerobos celah. Bersamaan dengan pemandangan sang detik yang berlarian mengejar pertemuan dengan bintang, tanah memamerkan aroma kerinduan dari pertemuannya dengan hujan.
Lalu, sebuah perasaan yang tak asing menyergap. Mengusir ragu.
Ya, di sinilah kita, di sebuah lingkaran bernama RUMAH.
Awal dari setiap perjalanan. Tempat kita berpulang tuk berbagi cerita manis dari setiap lelah
4 komentar
Home :)
BalasHapusrumah ..untuk setiap orang punya arti yg tidak sama, ada yang menjadikannya tempat pulang , tak sedikit menganggapnya sebagai penjara..
BalasHapusHari ini. Aku akan pulang. Membayangkannya saja, aku sudah merasa sangat bersemangat. Apalagi ketika membuka sepatu. Terasa berkumpullah kembali semua nyawaku. Terekatkanlah kembali cinta-cintaku yang dulu sedikit jauh. Cinta yang aku simpan di hati ibu, ayah, dan hatiku sendiri.
BalasHapusSelamat pagi, kak.
Selamat malam,
BalasHapusKata-katamu indah sekali Bang, aku menyukainya, pengen ketemu sama penulisnya...
Jadi kangen sama rumah reyot di tengah kebun....
Malam ini aku menjelajah di Blog kesayanganmu Bang. Boleh yak.
Salam sejuk,
Qefy