Kemarilah
13.51Percayalah. Sejauh apapun engkau berlari, aku masih akan tetap bisa mengimbangimu. Aku akan menjagamu. Tetap berada di sampingmu dengan segenap rasa cinta dan kasih yang kupunya. Dan aku akan selalu mendukungmu, semampu yang aku bisa.
Kemari dan masuklah. Pintu ini tak lagi terkunci. Sudah kubuang kunci itu jauh ke seberang sana, membiarkan lembut rerumputan menyembunyikannya. Aku tak pernah tahu bagaimana mereka mampu melakukannya, namun aku tak peduli. Aku, tak berniat tuk mengambilnya lagi..
Entah, sudah berapa lama ku mencoba membersihkan rumah ini. Setiap inci kaca-kaca jendela, tak pernah luput dari ayunan lembut kain pembersihku. Meja, kursi, telah kuatur semuanya di tempat yang menurutku pantas, untuk menyambut kedatanganmu. Kucoba semampuku, agar ketika engkau menjelajahi rumah ini dengan lembut jemarimu, takkan ada sebutir debu pun yang engkau temukan. Jelajahi saja. Bahkan, engkau kan dengan jelas menemukan bayanganmu di sana..
Kini,
Kemarilah. Biar kuantar engkau menjelajahi tiap sudut rumah ini.
Di sini, di ruangan ini, adalah ruangku ketika menikmati petang. Duduk di atas kursi jati berpelitur, menghadap ke luar jendela. Terhampar di sana pemandangan yang kan meniupkan kesejukan, menggenapi hari-harimu. Saat mentari menunduk perlahan dengan gelisah, kan engkau dapati rona jingga yang tumpah ruah di atas hijaunya rerumputan teras belakang. Dan setelah mentari menghilang, akan engkau temukan pendar rindu dari bulan sabit di balik reranting pohon. Bahkan, ketika malam semakin pekat, akan ada banyak bintang yang jatuh di pangkuanmu..
Hei, jangan dulu.
Jangan dulu engkau terpukau. Masih ada yang ingin kuperlihatkan padamu.
Ku tahu engkau menyukai hujan. Sama sepertimu, aku pun demikian. Hujan, begitu lekat dengan kenangan. Setiap orang memiliki kenangannya sendiri bukan? Dan hari ini, kan menjadi kenangan tuk kita, ketika esok menyapa.. Oh ya, coba engkau lihat jendela di sana. Ya, di sudut ruangan ini. Sengaja tak kubingkai jendela itu dengan kaca. Hanya dengan jalinan-jalinan bambu sederhana. Agar aroma kehidupan yang khas selepas hujan, mampu berdesakan masuk. Lalu, kita akan sibuk memungutinya, memasukkannya dalam kantung-kantung yang bergelantungan di balik pintu itu. Dan saat kantung itu penuh, mari biarkan hati kita dipenuhi kesejukannya..
Hei, kemarilah.
Masih ada satu ruangan lagi.
Pernah ku berikrar, tak akan kubiarkan seorang pun memasukinya. Aku ingin menguncinya rapat-rapat. Ini, adalah ruangan dimana remah-remah cerita berserakan tak tertata. Cerita-cerita yang dulu meninggalkan luka cukup dalam. Ini adalah ruangan, dimana akan engkau dapati potongan-potongan cerita di setiap dindingnya. Di setiap lantainya..
Esok, jika saatnya telah tiba, engkau akan juga memiliki ruangan ini. Engkau, kan mengemasi remah-remah yang bertebaran, membersihkannya, mengecat ulang dindingnya, mengubah bentuk jendela, mengganti gordennya. Esok, jika saatnya telah tiba, datanglah kemari. Kupinta engkau tuk mengambil kembali kunci yang telah kubuang jauh di rerumputan di balik pagar di sana. Masuklah kemari, lalu kunci dengan rapat pintunya dari dalam.
Karena saat itulah, aku kan merancang surga.
Tentu saja, bersamamu.
[arya poetra]
14 komentar
huwaaaa... keren mas :D
BalasHapus:)
BalasHapussweet
hmmm....
BalasHapusromantis banget lah..
BalasHapuspengen aku bisa mengungkapkan rasa yang tertahan itu se mengalir ini..sebermakna ini
ah
Thumbs up bro tulisanmu memberi inspirasi dan warna tersendiri :D
Subhanallah..., disampingmu aku bahagia Bang Arya. Haha.
BalasHapusBtw, aku sangat suka theme blognya Bang Arya. Soft, elegan, dan rapi!
cieeee yg bisa romantis2an
BalasHapusjadi kepengen bisa nulis kyk gini :)
wow, romantis....
BalasHapuscieeee yang jadi arsi surga juga,:)
#Membayangkan tiap sudut rumahnya Ary :D
BalasHapusso sweet utk kata2 awalannya, untuk selanjutnya aku gak bisa baca, kenapa di kompiku kok tulisannya aneh yah?>
BalasHapuskemari?danmasuklah.?pintu?
hehhehe
pdahal pengen baca...
menikmati sore dengan tulisan yang lembut.. :)
BalasHapuseccieeee..arya..adami "rumahku surgaku" nya :D
BalasHapusso sweet deh tulisan ini.. ckckckck
eh, kenapa kalian jdi puitis semua?? ckckckck.. dak ucang, fadli, disini lagi. ckckkckkk..
BalasHapusasli, kata pamungkas yg paling bontot bikin gimanaaaa getooo.
Kereen ^^
BalasHapussubhanallah.. keren. saya sampai berkaca-kaca bacanya :)
BalasHapus