Sajadah Pemupuk Persaudaraan

11.02

Entah mengapa, selalu saja ada yang unik jika hari ini datang. Selalu saja ada hal yang menarik, yang memuat pelajaran untukku di hari ini. Ya, hari ini adalah hari Jum'at. Hari yang selalu mengundang senyuman untuk terukir dengan indah di wajahku ini. Hari kesamaan derajat menurut versiku.



Mengapa hari kesamaan derajat?
Ada satu hal unik yang selalu mencuri perhatianku. Ketika waktu shalat Jum'at telah masuk, masing-masing pribadi yang ada di dalam masjid, dari anak kecil hingga orang dewasa, semuanya serentak berdiri. Ada yang dengan gesit, dari bagian belakang masjid, dengan setengah berlari meliuk-liuk menghindari orang-orang di depannya untuk sesegera mungkin mengambil saf paling depan. Ada juga, yang dengan enggan berdiri, dan tetap di tempatnya sembari menengok, memperhatikan sekelilingnya. Sungguh, sangat senang memperhatikannya. Tentu, akupun termasuk orang yang selalu ingin "bersaing" tuk mendapatkan saf paling depan. Hehehe.. Namun, bukan hal itu yang ingin kutorehkan dalam tulisanku kali ini. Ya, bukan tentang "persaingan" tempat itu. Goresan hitam di atas putihku kali ini hendak menceritakan tentang sikap berbagi yang biasa kutemui di masjid, pada hari ini. Kemauan untuk berbagi sajadah...

Manakala kita lupa membawa sajadah, pribadi lain yang ada di samping kita dengan sigap, siap membeberkan sajadah miliknya untuk dipakai bersama dengan kita. Diiringi dengan senyuman, yang membuat kita merasa akrab dengannya. Meski, hari itu adalah pertama kali kita bertemu dengannya.


Tukang becak, pedagang bakso, atasan kita di kantor, atau bahkan seseorang yang baru kita lihat di lingkungan kita, semuanya terangkum satu dalam hangatnya rasa kekeluargaan, bagaikan sapu lidi yang terikat dengan kuat. Tidak ada sedikitpun perbedaan yang tidak disatukan di hari ini. Aaahhh... sungguh, ALLAH telah memuliakan semuat keturunan Adam..

Sajadah terbentang dengan tiba-tiba di depan kita. Bukannya marah seperti saat dengan tiba-tiba, dalam perjalanan kita, dikagetkan dengan "liukan ular" pengendara yang lain. Sebuah senyuman kita hadiahkan untuk situasi ini. Ucapan terima kasih pun terlontar dari bibir kita, yang mungkin di keseharian kita, terkadang lupa pada kata itu.. "Ruang kesamaan derajat" pun tercipta. Menghadirkan pesan kasat mata, sebuah pelajaran dari ALLAH, bahwa dengan Islam sebagai pegangan, keindahan hidup bisa kita gapai.. Senyuman kan terukir di tiap hari-hari yang kita jalani.. Sajadah,di hari Jum'at yang mulia ini, ia telah melakukan "peran"nya, sebagai tali-temali yang mengikat kita semua yang berada di masjid itu..

Ketika shalat hadir, status khusus pun berguguran. Tak ada penilaian kelas-kelas tertentu. Tak ada kaya dan miskin. Tak ada hitam dan putih. Sungguh, situasi yang sangat mulia.
Dan janganlah kamu seperti seorang perempuan yang mengurai benangnya yang sudah dipintal dengan kuat menjadi cerai berai kembali. (QS. An-Nahl:92).

Bukankah perbedaan adalah rahmat? Al-ikhtilafu rahmatun.
Sederet kata penuh makna yang jarang kita renungkan dan resapi maknanya dalam keseharian kita. Semoga,  kita bisa menemukan "sajadah-sajadah" lain dalam keseharian hidup kita. Sajadah yang kan membuat kita, dalam konteks kekinian yang terkadang menghadirkan sejuta keegoisan, menjadi sosok yang lemah lembut dan penuh belas kasih..

Dari pukul 11.30 hingga 01.30 hari ini, dan hari-hari yang lain, aku Saudaramu...^^

11 komentar

  1. hmm aku selalu menyukai jumat...walaupun tak pernah jumatan berjamaah bareng ikhwan d masjid, tpi aku senang melihat mereka lalu lalang memakai kopiah...serasa mau teriak,. HEi kamu, akuu nitip doa donk^^

    BalasHapus
  2. hari jum'at itu hari majelis taklimnya para ikhwan ^^v, hari padatnya masjid2,coba setiap waktu sholat seramai shalat jum'at niscaya musuh2 islam akan takut..

    Ya Alloh semoga setiap waktu sholat seramai sholat jum'at,agar para pemuda bersatu-padu dalam semangat utk menjayakan islam sekali lagi dimuka bumi ini,aamiin

    BalasHapus
  3. Assalamu'alaikum
    Jumat hari besar umat ISLAM... SUBHANALLAH... SEMANGKA..
    Mdahan kita jga tak sungkan beramal di hari jum'at///

    BalasHapus
  4. ehmm, indahnya kebersamaan tanpa mengenal siapa dan darimana

    nice posting kang aku suka

    BalasHapus
  5. Hari jumat... hari di mana semua manusia berkumpul di satu tempat, melupakan status kedudukan masing2 di hiruk pikuknya peradaban ataupun tak peduli dengannya.... Kita, bersama dengan manusia-manusia lainnya berdiri sejajar, merapatkan barisan, menyembah pada-Nya...

    BalasHapus
  6. Setiap hari Jum'at.. pembawaan hati hari itu rasanya lain.. lebih tenang dan teduh.. apalagi kalau sedang melihat barisan shaf para jama'ahnya dari kejauhan.. balutan warna putih yang serasi dan penuh kesan damai.. mampu memanjakan mata.. seakan semua penduduk bumi sangat sholeh, dan jauh dari kemaksiatan..hmm Subhanalloh..^_^

    BalasHapus
  7. Looking outside, the sun is rising up in the sky
    Everybody’s rushing
    Got to get down to the masjid
    Got to say “Salam!” to the Imam

    Sitting in the first Saff, chilling in the back Saff
    Got to make my mind up… Do what the prophet did!

    It’s Jumuah! Jumuah! :)

    BalasHapus
  8. hari jum'at ada nuansa tersendiri bagiku..selama 2 tahun hari jumat menjadi hari libur dari segala aktivitas, sehingga tidak terbiasa lagi dengan libur hari minggu, jumuah mubarak ketika semua kita sedang berada di dalam rumah Allah semua kita sama..semua kita sama di hadapan Allah hanya ketaqwaan lah yg membedakan...nice post..suka suka

    BalasHapus
  9. Perbedaan adalag rahmat. Kalo semua orang sama, pasti hidup ini garing ya :)

    BalasHapus
  10. @Uty:
    Hhmmm.. selalu penasaran, perasaan senang melihat orang lalu-lalang itu bagaimana ya? Hahaha.. mana bisa melakoni peran itu, wong saya harus shalat. :)

    @Inuy:
    Perlu revolusi cara mengiklankan masjid ya Inuy. Sepertinya begitu.. perlu dikemas dengan bungkus yang menarik.. :)

    @Annur:
    Heh? Infak Semangka? Bagaimana semangkanya bisa masuk ke celengan ya? Hehehehe.. bercanda.
    Alhamdulillah, beramal lewat celengan ya? Menjadi sesuatu yang wajib bagiku. Meski cuma bisa seribu di hari itu.. Yang penting ikhlas. :)

    @Selvi:
    Sepakat! Jadinya rasa-rasa bagaimana ya.. Hihihi.

    @bang Sam:
    Sepakat! Jika diterapkan ke dunia keseharian, betapa banyak senyuman yang tertebar. Tak perlu lagi ada rasa curiga.. Tak perlu lagi ada dendam. Aaah... :)

    @Anna:
    Iya. Hati, Insya Allah teduh di hari Jumat. Semacam Kopadaran sama tetangga-tetangga ya. Hehehe..

    @abang Zahid:
    Kunjungan perdana seingat saya. salam kenal bang. Komentarnya menyampaikan pesan bahwa dirimu senang dengan Jumat juga ya. Hehehe..

    @kak Tiaaaaa:
    Amiiiiinn.. Rasanya adem ya kak. Saat kebutuhan jiwa ini akan ketenangan terpenuhi, materi rasanya nomer sekian dah.. :)

    @kak Mugniar:
    Sepakat kak! Perbedaanlah yang membuat kita mampu belajar banyak.. Menyesuaikan diri dengan yang lain. Perbedaan pula yang mampu menumbuhkan kreativitas dalam diri (ah, komentar khas arsitek). Hehehe.. :)


    Uty, Inuy, Kak Tia, Anna, Annur, kak Mugniar, bang Sam, Selvi, abang Zahid, terima kasih kunjungannya ya. Semoga kesehatan selalu tercurah untuk kalian. :)

    BalasHapus
  11. semoga ALLOH segera mengizinkan agar setiap waktu sholat, keadaan masjid seperti saat sholat jum'at.. aamiin

    BalasHapus