Pantang Mengeluh!!

10.17


Sebagai manusia, sangatlah wajar jika sesekali kita mengeluh dengan keadaan yang tidak sesuai dengan keinginan. Tetapi, tidak pantas rasanya, jika setiap kali kita menemukan hal yang tak sesuai dengan keinginan, kita mengeluhkannya..

Dan sepertinya "mengeluh" sudah menjadi life style, sudah menjadi kebiasaan sehari-hari di negeri kita. Berbagai tipe jejaring sosial hari ini, pun memungkinkan kita dapat membagikan pengalaman-pengalaman sehari-hari kita kepada orang lain. Namun, bersamaan dengan itu pula, jejaring-jejaring sosial itu mampu mendukung kebiasaan mengeluh kita.. Lalu pertanyaannya, pentingkah kita menceritakan keluhan kita kepada semua orang?? Apakah dengan "mewujudkan" keluhan itu, semuanya mampu terselesaikan??


Pribadi ini berpendapat, mengeluh itu wajar untuk mencari solusi atas permasalahan yang sedang menimpa kita. Namun, ketika mengeluh, apakah kita sempat berhenti sejenak dan berpikir untuk menemukan solusi? Sayangnya kebanyakan dari kita telah terbentuk oleh kebiasaan-kebiasaan yang membawa kita kepada jawaban: "tidak, aku tidak sempat berpikir tuk menemukan solusinya"..

Dengan atau tanpa mengeluh, hidup tetaplah hidup. Hidup tetap berjalan, meninggalkan kita yang terpaku dalam lamunan.. terpaku alam keluhan-keluhan tanpa solusi... Hidup yang harus dijalani, walaupun lelah.  Hidup yang harus dihadapi, walaupun rumit untuk dipahami. 


Memperlihatkan kelemahan kita, justru akan mendatangkan penilaian negatif kepada kita. Susahkah untuk kita bersyukur..??


Arya Poetra
juga masih belajar tuk menjadi pribadi yang banyak bersyukur padaNYA..

15 komentar

  1. If you can't solve it, it isn't a problem - it's reality. And sometimes reality is the hardest thing to understand and the thing that takes the longest to realize. But once it hits you in the face you'll never forget it. It will always be there in your memories and sometimes that is the best way to look at it.

    BalasHapus
  2. Sangat manusiawi sbuah keluhan, hmm..semacam 'spasi'untuk sekedar membuang gundah sebelum melanjutkan estafet hidup..
    tapi..bukan sebuah 'ruang kecanduan' untuk dikunjungi tiap saat
    SPAKAT abang!!!

    BalasHapus
  3. @Claude:
    Agree with you. On my journey of life, i have something like that. There's one sentence which i have years to understand what it's mean.. Funny isn't it?
    We, as human, is a kind of learner creature.. :)

    @Uty:
    Sepakat denganmu juga. Bukan "ruang kecanduan".. Namun, sayang banyak yang menanggapinya dengan kecanduan itu.. Selalu semangat Uty! Saling mengingatkan..^^

    BalasHapus
  4. saya juga sedang dan akan terus belajar untuk tidak terlalu sering mengeluh, karena setiap cobaan dan rintangan itu semuanya adalah untuk melatih kita menjadi lebih tegar dan lebih mudah dalam menilai diri dan kesigapan kita dalam menghadapi masalah.. semangat terus sobat, pantang menyerah

    BalasHapus
  5. @Aul:
    Mungkin perlu kita sama-sama tambahkan dalam catatan kita, tuk selalu menetapkan target. Dan setelah target itu terpenuhi, mari lanjutkan dengan target-target selanjutnya..

    Manusia, itu kita.
    Dan memang kita adalah makhluk pembelajar..
    Masalahlah yang menjadikan kita pribadi yang tegar.

    Selalu semangat Aul! Bagaimana kondisi mu?

    BalasHapus
  6. Kadang mengeluh memberikan solusi...Tapi tergantung kepada siapa kita mengeluh...Tapi, kita harus mengeluh kepada Allah sbelumnya tentunya... :D

    BalasHapus
  7. Satu kata... Amazing...
    sebaik2nya berkeluh kesah itu kepada Allah yang maha pemberi Solusi

    BalasHapus
  8. @bang Farid:
    Sepakat! Bukankah semua sumber jawaban ada pada Allah? Jadi, mengapa kita malu tuk meminta padaNYA. Padahal dalam Qur'an disebutkan, Allah malu kalau tidak ada yang meminta padaNYA..

    @kak Insan:
    Ya, sepakat juga denganmu kak. Hanya pada Allah lah kita akan menemukan ketenangan setelah berkeluh kesah, menggunakan sepertiga malam kita, tuk bermesraan dengannya.. :)

    Kak Insan dan bang Farid, terima kasih kunjungannya. :)

    BalasHapus
  9. sesungguhnya manusia diciptakan berkeluh kesah...namun semakin kita mngeluh tanpa kita sadari teah mengurangi rasa kesyukuran kita atas nikmat Allah

    BalasHapus
  10. are you still complaining?
    yeeeeeesss :((
    huuaaaaaaa.. rasanya saya ketusuk dari berbagai sudut dengan tulisan ini. maafkan aku ya Allah.. ga pantas aku mengeluh. bukan begitu kak arya?
    semoga saya makin ga suka ngeluh, wajib untuk tahun ini dan selanjutnya. makasi buat tulisannya kak ;)

    BalasHapus
  11. we..satu hal yg biasa kubilang kl sdh mw mengeluh adalah "tidak ad lagi kah yg bisa kau syukuri,yun?"

    hahaha :D

    BalasHapus
  12. itulah mengapa saya berhenti meng-eksiskan diri di jejaring sosial. banyak keluhan, galau juga privacy yang kurang terjaga. ternyata, aura negative itu tidak menyenangkan ya.

    ah ya, salam kenal. saya juga (dulunya) ingin menjadi arsitek tapi sekarang lebih banyak angka-angka dalam hidup saya :D

    *komentar terakhir itu tidak penting :D

    BalasHapus
  13. firman Allah: "La-in Syakartum La-azidannakum", artinya: "Niscaya jika kalian bersyukur (menghargai), pasti Aku (Allah) akan menambah --kenikmatan-- untuk kalian" (QS.Ibrahim (14) ayat 7).

    BalasHapus
  14. dg mengeluh kita akan tertinggal beberapa saat dari rasa bersyukur. Karena diantara keluhan itu mungkin telah terselip suatu pelajaran yg berharga, yg memang dtujukan bt kita.

    BalasHapus