Pak Suyatno yang Penuh Cinta

10.08

Dilihat dari usianya, beliau sudah tak muda lagi memang. Usia yang sudah senja, bahkan sudah mendekati malam... Pak Suyatno telah berumur 58 tahun, yang kesehariannya diisi dengan merawat istrinya yang juga sudah tua dan sakit. Mereka telah bersama, melewati pahit manisnya hidup selama lebih dari 32 tahun..

Alhamdulillah, mereka dikaruniai 4 orang anak, dan dari sinilah awal cobaan yang datang menerpa kehidupan beliau. Setelah istrinya melahirkan anak yang ke empat, tiba-tiba saja cobaan itu datang menghampiri. Kakinya lumpuh dan tidak bisa digerakkan, selama dua tahun. Memasuki tahun ke tiga, seluruh tubuhnya menjadi lemah. Lidahnya pun tak bisa digerakkan lagi. Setiap harinya, Pak Suyatno memandikan, membersihkan kotoran, menyuapi, dan mengangkat istri tercintanya itu ke atas tempat tidurnya. Sebelum berangkat kerja, ia mengangkat istrinya, dan membaringkannya di depan televisi, berharap istrinya bisa sedikit terhibur dan merasa tidak kesepian. Walaupun tak mampu berbicara, Pak Suyatno selalu melihat istrinya tersenyum.. Untunglah, tempat usaha Pak Suyatno tidak begitu jauh dari rumahnya, sehingga ketika siang hari tiba, ia bisa pulang ke rumah untuk menyuapi istrinya makan siang. Begitu pula di sore hari, ia akan pulang tuk memandikan istrinya itu, mengganti pakaian, dan selepas magrib ia dengan ceria menemani istrinya menonton televisi, sembari menceritakan semua kisah yang dia alami seharian. Walaupun istrinya hanya bisa memandang tanpa menanggapi, Pak Suyatno sudah cukup senang, bahkan ia selalu menggoda istrinya setiap berangkat tidur...

Dengan sabar ia merawat istrinya sambil membesarkan 4 anak-anaknya. Pada suatu hari, keempat anaknya berkumpul di rumah sambil menjenguk ibu mereka. Keempat anaknya itu sudah berkeluarga, dan dengan alasan itu pula lah Pak Suyatno memutuskan bahwa ia yang kan merawat ibu mereka. Ia tidak ingin merepotkan anak-anaknya.

Dengan kalimat yang hati-hati, anaknya yang sulung berkata:
"Ayah, kami ingin sekali merawat ibu. Semenjak kami kecil, tak pernah sekali pun keluhan keluar dari lisan ayah selama merawat ibu. Bahkan ayah tidak mengizinkan kami tuk menjaga ibu.. Sudah yang keempat kalinya kami mengizinkan ayah menikah lagi. Kami rasa, ibu pun akan mengizinkannya. Kapan ayah akan menikmati masa tua ayah jika harus terus berkorban seperti ini. Kami tidak tega melihatnya. Kami janji akan merawat ibu bergantian.."

Namun, Pak Suyatno memberikan jawaban:
"Anak-anakku, jika hidup ini hanyalah untuk nafsu semata, mungkin ayah akan menikah lagi. Namun ketahuilah, dengan adanya ibu kalian di sampingku, itu sudah lebih dari cukup. Ia telah melahirkan, membawa kalian kepadaku.. Kalian yang selalu ku rindukan, hadir di dunia ini dengan penuh cinta. Tak ada satu pun yang bisa menggantikan itu. Cobalah kalian bertanya kepada ibu, apakah ia menginginkan keadaan seperti ini? Kalian menginginkan ayah bahagia, itu sangat ayah hargai. Namun, apakah batin ayah bisa bahagia meninggalkan ibu kalian dengan keadaannya yang sekarang? Kalian mengizinkan ayah yang masih diberi karunia kesehatan oleh Allah ini dirawat oleh orang lain? Padahal kesehatan itu bisa ayah gunakan untuk merawat ibu kalian?"

Sejenak, meledaklah tangis anak-anak Pak Suyatno.. Pun ibu mereka, menitikkan butir-butir kecil airmata, menatap suami yang sangat dicintainya itu.. Dengan penuh rasa cinta yang dalam...



"Jika manusia mengagungkan sebuah cinta, namun ia tidak mencintai karena Allah, maka semuanya akan luntur. Saya memilih istri saya menjadi pendamping hidup. Sewaktu saya sakit, dia pun dengan setia menjaga dan merawat saya. Dengan hati dan batinnya. Dan ia telah memberiku 4 orang anak yang lucu-lucu dan membanggakan... Sekarang, ia sakit, dan itu merupakan ujian bagi saya. Sehatnya beliau pun, belum tentu saya berpikir tuk mengganti penggantinya, apalagi ketika ia sedang sakit seperti saat ini. Setiap malam, saya bersujud dan menangis, bercerita kepada Allah. Saya yakin, hanya kepada Allah lah saya bisa mempercayakan semuanya.."

Menceritakan kembali dari web ini

Ruang memoriku sesaat terkenang kisah yang sama dengan cerita di atas. Kisah seorang Pak Abu Bakar. Tetanggaku, yang juga guru mengajiku di saat kecil dahulu..

11 komentar

  1. So sweet mas aryaa..
    aku pernah baca sekilas kisah ini dulu, tapi tetep aja...tiap kali baca lagi..selalu ada desiran aneh...
    hahaha...
    Kisah ini selalu bikin aku tersadar, bahwa cinta bisa lahir dalam bentuk apapun..termasuk kesetiaan.

    BalasHapus
  2. Subhanallah.. So sweet...
    Mencintai dan dicintai karena Allah SWT...
    Sungguh kisah cinta yang indah kak Arya...
    ^_____^

    BalasHapus
  3. subhanallah cerita yg sangat menyentuh,,,dicintai dan mencintai karena allah bukan karena nafsu..smoga kita kelak juga bisa begitu..

    BalasHapus
  4. saya sdh pernah baca cerita ini, memang mengharukan sekali. saya harap cinta bapak saya terhadap ibu saya akan seperti cintanya pak suryatno thd istrinya

    BalasHapus
  5. semoga lebih banyak lagi ayah seperti Pak Suyatno...

    T^T

    BalasHapus
  6. wah... tersentuh sekali bacanya..
    sangat jauh akhlak diri ini dengan Pak Suyatno,
    masih jauh kesabaran ini dengan pak Suyatno...

    makasih arya atas suguhan kisahnya

    BalasHapus
  7. Terharu ...
    Jadi namanya pak Abubakar?
    Subhanallah ya ada suami seperti itu. Semoga saya dan suami juga seperti itu. Insya Allah tetap istiqamah walau dalam situasi apapun.

    BalasHapus
  8. aiii lovee yuuu pak suyatnoo..
    >,<
    dulu mudamu seperti apa ya?
    sy mau deh.. hehehehehe

    mencintai, dicintai, karena Allah..

    ..Cinta HAKIKI.. :)

    BalasHapus
  9. Subhabnalloh...
    Mengharukan.. ditambah dengan backsound yg mendukung :")
    Ia begitu menjadi sesosok yang sungguh dirindukan saat ini.. ternyata memang masih ada sebongkah hati seluarbiasa pak Suyatno..
    Good post.. makasih atas kisahnya ka Arya :)

    BalasHapus
  10. Wuallahhh bang...tak kira kamu posting apaan...makasih sharenya.

    Cinta..tak meminta harga timbal balik dari apa yang tlah diberi, cinta karena Allah...Wuihhh Om Suyatmo, aku nge-fans sama kamu Om^^

    BalasHapus
  11. @mba Inggit:
    Insya Allah mba. Dari sini, ikut mendoakan. :)

    BalasHapus