Ah, senja berpendar hangat lagi hari ini. Selalu seperti itu. Tak terlalu panas, namun juga tak menyelimutiku dengan dingin. Tahukah engkau, hangat itu mengingatkanku kembali pada memori-memori yang melekat pada lipatan-lipatan waktu yang telah kita lewati. Memori tentangmu, tentangku, kita. Laksana cahaya polikromatik sang surya, yang terurai menjadi bias-bias pelangi. Hijau...,biru...,jingga..., tak ketinggalan si merah. Menebarkan aroma persahabatan, memercikkan kesejukan nan intim. Berbeda, namun saling melengkapi. Berbeda, namun saling menjaga. Itulah kita ...
Ingatkah engkau dengan memori itu?
Saat senja kembali menghadapkan kita pada kidung melankolis sang muadzin masjid, engkau dengan riang menyambutnya. Bergegas mengguyur air, mengikis tanah yang menempel pada raga, saat engkau menekuk wajahmu karena kalah bermain kelereng dari tetanggamu. Setelah balutan islami itu melingkarimu, bedak menempel pada pipimu. Ibu yang melukisnya untukmu. Meninggalkan jejak tebal tipis yang membuatku menggurat senyum. Lalu, dengan penuh semangat, engkau langkahkan kakimu menuju masjid, tak lupa mengajakku serta...
Ingatkah engkau dengan memori itu?
Di pekat malam yang sepi, aku terbangun oleh isak sedihmu. Duduk sendiri di sana, engkau pandangi lagi potret kakakmu yang kutahu sudah tak bersama kita lagi saat ini. Adakah engkau rindu padanya? Pada nasehat-nasehat yang menghadirkan hangat di hatimu...? Adakah engkau rindu pada tarik ulur cairan di hidungnya, manakala dingin dengan egois menyerangnya? Menghadirkan ekspresi kekanak-kanakan dari pria berusia 23 tahun itu...? Maafkan, aku kala itu, hanya mampu memandangimu dalam diam, tak mampu berujar. Hanya mampu menghiburmu lewat goresan-goresan hitam putihku. Namun, tak ada marah di sana. Sembari tersenyum, engkau baca goresan-goresanku. Kau tahu, matamu begitu indah kala itu...
Sahabatku,
Tuhan kita sebentar lagi akan jatuh cinta. Dengan porsi yang kan membuat kita berdecak kagum. Secuil amalan kita, IA ganti dengan pahala berlipat ganda. Jangan lupakan satu malam, dimana milyaran keberkahan dijanjikan olehNYA dengan penuh aroma kemesraan. Hanya untukmu, untukku. Hanya untuk kita. Dan hingga saat itu tiba, maukah engkau tuk terus mengingatku? Ku berjanji, saat hari itu tiba, aku kan menjagamu, menitip luapan asmaraNYA untukmu.
#sepucuk surat dari Al-Quran, untuk sahabatnya, manusia. Yang berharap menemaninya menyambut Ramadhan.
masih penasaran, akankah Spanyol atau Portugal yang menang?