Terik. Panas. Menyengat. Dahaga.
Sekarang. Saat matahari masih ratusan kilometer dari pijak kita saat ini.
Di ikuti keluh kesah dari bibir pemberian ini..
Tidak kah kita berhenti sejenak, membayangkan bagaimana nanti?
Saat ia sejengkal di atas kepala.
Masihkah kita bisa untuk mengeluh?
Bahkan kiranya, adakah tempat berteduh di sana?
Sejauh berlari, takkan ada tempat berteduh.
Hanya hamparan ruang yang tak berujung.
Berisi sekumpulan manusia dari seluruh lipatan-lipatan waktu.
Bersama harap dan cemas masing-masing..
Terkadang, ingin diri menutup mata..
Terkadang, ingin diri tidak mendengarkan..
Tenggelam, dalam ketidaktahuan.
Namun..
Mau atau tidak, suka atau tidak,
Semua itu kan menjadi menu yang kita cicipi kelak.
Dan aku, disini tenggelam bersama ketakutan..
Nurani pun berharap,
Izinkan aku meneguk sejukMU
,,
[arya poetra]