Sebaik-baik Rumah

22.22


Bergembiralah, karena saat melangkah masuk ke dalam taman-tamannya, akan engkau dapati langit yang begitu luas. Bergantungan di sana, cerita-cerita yang kan merontokkan penat yang engkau bawa selama perjalanan. Petiklah beberapa, lalu duduk dan nikmatilah. Semilir angin kan membuatmu jatuh di tiap hembusan nafas, di tiap untaian kalimat. Rasakan sejuknya. Layaknya bumi yang bertemu musim penghujan, di atasnya kan tumbuh kehidupan, bersamaan dengan bunga-bunga yang terus bermekaran.

Rindu kan mulai bergerak, dari pijak yang engkau kira sudah retak.

Cerialah, karena saat lisanmu mengeja semua cinta yang ada di dalamnya, perlahan engkau akan merasa betah. Engkau berharap, dapat berlama-lama meneguk kesegarannya. Karena sudah terlalu lama engkau terombang-ambing gelombang. Perlahan, akan ada hangat di pelupuk mata. Rindu mu menjadi lebih riuh. Dan pada heningnya, senyummu tertaut pada puisi yang bergema riang.

Rindu perlahan menemukan bentuk sejatinya.
Yaitu ia yang terus berbisik dalam sujudnya..

Kepada hati yang sedang mengeja keyakinan, ingatlah sesering mungkin, pada Rumah yang kan terus memelukmu hangat. Karena ia, tempatmu tuk mengawali setiap perjalanan. Bersamanya, pulanglah tuk berbagi manis.



Al-Qur'an.
Karena ia adalah sebaik-baik rumah bagi hati.
Yang selalu bisa membawamu tuk merindukan kata pulang.
Bersegeralah pulang, teguk kesegarannya. Ketika tiba, nikmatilah.
Karena engkau sedang bermesraan dengan Rabb yang mencintaimu...

Jakarta, 03 Agustus 2016



0 komentar