Secangkir Teh & Manis yang Terteguk

00.42



Tentang episode-episode hidup yang sedang engkau jalani, ada kalanya pahit mencoba menggerogoti semangat akan mimpi-mimpi yang selama ini telah membersamai ujung-ujung malam. Ataupun terkadang, manisnya mencoba mendekapmu dalam kelupaan tuk menggenangi langit akan syair-syair penuh kesyukuran.

Ya, tentang hidup, memang begitulah adanya. Pahit dan manis akan datang silih berganti mewarnai hari-harimu. Pahit dan manis bisa saja datang sebagai sebuah ujian, agar makin mengokohkan pondasi dari rumah-rumah kebaikan yang telah engkau dirikan. Pun mungkin mereka datang sebagai jawaban, atas salah dan khilaf yang tanpa atau dengan sadar telah engkau lakukan. Ataukah sebagai hadiah, menggenapi peluh dan letih yang engkau habiskan di jalan-jalan yang diridhoiNya..

Wahai diri, ingatlah bahwa hidup itu seperti menikmati secangkir teh yang selalu menjadi minuman favoritmu. Ya, ada cara tersendiri untuk menikmatinya. Awalnya mungkin kan terasa pahit. Engkau akan dihinggapi rasa penasaran tuk segera mengaduknya, mencoba mencari sepotong manis yang engkau harapkan.

Janganlah tergesa-gesa. Janganlah menjadi pribadi yang menyukai hal-hal yang instan. Yang akan menghalalkan segala cara untuk menikmati manisnya hidup. Bukankah waktu tak melulu menyoal manisnya kehidupan? Bukankah hidup terus berputar sesuai sunnatullah?

Wahai diri. Jadilah pribadi yang berkilau karena kualitasmu yang baik. Janganlah suka menjadi pribadi yang selalu mengejar "kenaikan kelas" dengan cara-cara yang instan.

Seperti secangkir teh yang perlahan-lahan engkau teguk, bisa jadi pahit akan engkau rasakan di awal, namun pada akhirnya manis akan engkau dapatkan di akhir tegukan. Manisnya kehidupan telah dijanjikanNya setelah lelah berpahit-pahit bukan? Hingga akhirnya teh dan gula habis engkau teguk, akan ada manis yang tertinggal. Itulah khusnul khatimah, Insya Allah.


Arya.
Tangerang, 23.04.2015

0 komentar